![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQxU5W4ngnUGPzjovqQHglksT86IQd5zTInjd737A88K0cjeHFyI_TCyrazWMgaBHSS3kXCdRbClLhhZ9VJa-y7jM5Rbe5NLDo9V8wU-kRhc2koSVjcHlCE2AIFtd7KHh8tJdY4auUVgZo/s1600/gh.jpg)
Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangun kontruksi
dengan atap tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan
agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal.
Manipulasi
lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi
lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan
yang dikehendaki.
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :
a. Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah.
b. Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
c. Kekurangan dan kelebihan curah hujan.
d. Gangguan hama dan penyakit.
e. Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman.
f. Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan.
g. Ekses polutan akibat polusi udara.
Sementara kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
a. Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
b. Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman.
c. Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
d. Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit.
e. Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
f. Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu pestisida
g. Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.
Manfaat apa saja yang didapat jika menggunakan green house , hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaturan jadwal produksi.
Dunia
pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan cuaca, bila
terjadi perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan menyebabkan
sulitnya menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika musim
hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk
pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan tanaman
kekurangan air, hama juga akan menyerang yang dapat menimbulkan
kerugian.
Demikian pula pada saat tertentu suatu komoditas sulit
ditemui mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara pada waktu
lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok, sehingga kerugian
segera tiba.
Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan
pada lingkungan luar menggantikan dengan mikroklimat yang diatur.
Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi secara mandiri dan
berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas
yang dibutuhkan, juga kita tidak perlu membanjiri pasar denganb jenis
komoditas yang sama yang menyebabkan harga anjlok.
2. Meningkatkan hasil produksi
Pada
luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house
lebih tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam
green house kondisi lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai
kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal
terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di dalam green house
diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini dikenal sebagai
hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata
menyebabkan pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi
gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan
fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk diatasi .
3. Meningkatkan kualitas produksi
Ekses
radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan,
debu, polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan visual,
ukuran dan kebersihan hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan
yang terlindungi dan pemberian nutrisi akurat dan tepat waktu, maka
hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih
serentak, sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang lebih seragam,
baik ukuran maupun bentuk visual produk.
4. Meminimalisasi pestisida
Green
house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat
ideal bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama
dan penyakit. Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang
insect screen pada dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect
screen yang baik tidak dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun.
Pada
beberapa green house bagian pintu masuknya tidak berhubungan langsung
dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras transisi yang
dibuat untuk menahan hama atau patogen yang terbawa oleh manusia. Pada
lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci hama dan
patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet.
5. Aset dan performance
Saat
ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down.
Dengan cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala karena suatu
hal ada perubahan kebijakan, maka struktur green house tersebut dapat
dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang memerlukan dengan
harga yang proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan
usaha akan terlihat lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya
akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang
menggunakannya.
6. Sarana agrowisata
Green house
banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman
bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai
jenis tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya
tarik. Ada yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis
tanaman dengan suasana dibuat seperti di alam bebas. Di Indonesia green
house seperti ini banyak ditemukan di berbagai kebun raya dan tempat
agrowisata.